Sabtu, 22 Agustus 2020

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya

 

 

          Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M, berdasarkan prasasti Ligor pusat pemerintahan Sriwijaya di Muara Takus yang kemudian dipindahkan ke Palembang. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar di Asia Tenggara, perluasan wilayah dilakukan dengan menguasai Tulang Bawang (Lampung), Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Tanah Genting Kra, dan Jawa (Kaling dan Mataram Kuno). Dengan demikian Kerajaan Sriwijaya bukan lagi kerajaan senusa (kerajaan yang berkuasa atas satu pulau saja), melainan merupakan Negara antarnusa (Negara yang berkuasa atas beberapa pulau) sehingga Sriwijaya merupakan negara nasional pertama di Indonesia.

          Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputeradewa, raja ini mengadakan hubungan persahabatan dengan raja Dewapaladewa dari india. Dalam prasasti Nalanda disebutkan bahwa Raja Dewapaladewa menghadiakan sebidang tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Buddha di india, dalam prasasti Nalanda juga disebutkan bahwa adanya silsilah raja Balaputeradewa dan   dengan tegas menunjukkan bahwa Raja Syailendra (Darrarindra) merupakan nenek moyangnya.  Dalam kehidupan ekonomi Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, sehingga menguasai perdagangan nasional dan internasional, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur, agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti.

          Pada mulanya penduduk Sriwijaya hidup dengan bertani, akan tetapi karena Sriwijaya terletak di tepi sungai Musi dekat dengan pantai maka perdagangan mencadi cepat berkembang. Perdagangan kemudian menjadi mata pencarian pokok, perkembangan yang didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis terletak si persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang tiongkok yang akan ke india singgah dulu di Sriwijaya, begitu juga  dengan para pedagang india yang akan ketiongkok di sriwijaya para pedagang melakukan bongkar muatan barang  dagangan, dengan demikian sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdaganngan, Sriwijaya muali menguasai perdagangan nasional maupun internasional dikawasan perairan Asia Tenggara, perairan di Luat Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut jawa berada dibawah kekuasaan sriwijaya. Dalam kegiatan perdagangan, sriwijaya mengekspor gading, kulit, dan beberapa jenis binatang liar, sedangkan barang impornya antara lain beras, rempah-rempahan, kayu manis, kemenyan, emas gading dan binatang.

          Pada tahun 1275, raja Kartanegara dari singasari melakukan Ekspedisi pamalayu , hal tersebut menyebabkan daerah melayu lepas, tahun 1377 armada angakatan laut majapahit menyerang Sriwijaya serangan ini mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.

 

0 komentar:

Posting Komentar