Rabu, 05 Agustus 2020

Revolusi hijau

 


            Revolusi hijau sering kita kenal dengan Revolusi Agraria, yakni suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Revolusi hijau sebagai suatu perubahan memiliki tujuan dalam perkembangan kehidupan, tujuan dari revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen pada bibit unggul.

            Latar belakang revolusi hijau

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau sebagai berikut:

·         Adanya lahan tidur

·         Upata peningkatan produksi pangan

·         Hancurnya lahan pertanian diakibatkan perang dunia l dan perang dunia ll

·         Pertambahan penduduk yang meningkat sehingga kebutuhan pangan juga ikut meningkat.

                       Gagasan tentang Revolusi Hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus (1766-1834) yang berpendapat bahwa kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dangan peningkatan produksi pertanian. Tulisan Robert Malthus tersebut memberikan pengaruh terhadap kehidupan. Adapun pengaruh tersebut sebagai berikut:

1)      Adanya gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.

2)   Adanya gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrol jumlah kelahiran.

                             Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya perang dunia l yang berakibatkan hancurnya lahan pertanian, sejumlah varietas padi-padian baru yang unggul. Khususnya gandum,padi dan jagung juga dikembangkan dalam uapaya melipat gandakan hasil pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di meksiko, Filipina, india, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di meksiko, pada tahun 1944 menedirikan sebuah pusat penelitian  benih jagung dan gandum, penelitian ini mendapat bimbingan langsung dari Rockefeller Foundation. Hanya dala beberapa tahun, para peneliti di lembaga tersebut berhasil menemukan beberapa verietas baru yang hasil nya jauh di atas rata-rata varietas local meksiko.

           Diilhami oleh kesuksesan hasil peneilitian di meksiko, pada tahun 1962 Rockefeller Foundation bekerja sama dengan Ford Foundation mendirikan sebuah badan penelitian untuk tanaman padi di Filipina. Badan penelitian ini di namakan International Rice Research Institute (IRRI) yang bertepat di Los Banos, Filipina. Pusat penelitian ini ternyata juga menghasilkan suatu varietas padi baru yang hasilnya jauh melebihi rata-rata hasil varietas local asia. Verietas baru tersebut merupakan hasil persilangan genetic antara varietas padi kerdil dari Taiwan yang bernama Dee-Geowoogen dan varietas padi jangkung dari Indonesia yang bernama peta.

            Hasil dari perkembangan bibit baru oleh IRRI (International Rice Research Institute) disebut padi ajaib atau padi PB-8 dan di Indonesia dikenal dengan sebutan padi PB-8. Setelah penemuan PB-8, disusul penemuan varietas-varietas baru yang lain. Jenis-jenis bibit dari IRRI ini di Indonesia disebut padi unggul baru (PUB). Pada tahun 1966, IR-8 mulai disebar luaskan ke asia diikuti oleh penyebaran IR-5 pada tahun 1967. Tahun 1968 di india, Pakistan, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan di Indonesia telah dilaksanakan penanaman padi jenis IR atau PUB secara luas di masyarakat.

            Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian internasional. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang mendapatkan hadia nobel karena gagasannya mencetuskan Revolusi Hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap penyakit.

            Upuaya meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai berikut:

1.      Penggunaan pupuk baru

2.      Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah

3.      Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat penyemprotan hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.

4.      Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak dan mesin penggiling.

            Revolusi Hijau merupakan proses keberhasilan pada teknologi pertanian dalam melakukan persilangan (breeding) antar jenis tanaman tertentu sehingga menghasilkan jenis tanaman unggul untuk meningkatkan produksi bahan pangan. Jenis tanaman unggul itu mempunyai ciri umur pendek, memberikan hasil produksi berlipat ganda (dibandingkan dengan jenis tradisional) dan mudah beradaptasi dalam lingkungan apa pun, asal memenuhi syarat, sebagai berikut:

1.      Pemupukan teratur

2.      Tersedia cukup air

3.      Tersedia bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu

4.      Tersedia bahan kimia pemberantas hama dan penyakiit

 

 

 

 

 

 

 


0 komentar:

Posting Komentar